Selasa, 17 November 2015
Pembantaian Atas Nama Agama Adalah Keyersesatan
Salam Damai. السلام عليكم ورحمة الله وبركاته. Kekerasan dan pembantaian atas nama Agama, politik, Ras, Bangsa, atau apapun bentuknya adalah perbuatan yang sangat terkutuk. Tuhan maha rahman dan Rahim, dan Tuhan tidak akan menerima orang-orang yang melakukan tindakan kekerasan pada lainya. Kejadian Paris dengan korban 153, dan lebanon 143, menjadi bahan renungan bahwa tidak satupun agama agama di du ia mensahkan perbuatan yang sangat tidak terpuji tersebut. Dunia dan kerukunan umat bergama telah melakukan opsi anti kekerasa. (Muhammad Solihin/redaksi)
Selasa, 20 Oktober 2015
SALAM
Salam, adalah ungkapan khas yang sederhana tetapi memuat makna yang agung. Dimana salam adalah uluran tangan dan upaya penyatuan hati bahwa antara keduanya ada persaudaraan dan ada ikatan dalam kebaikan. Antara penyalam dan penerima salam adalah dua orang yang memiliki hubungan baik. Atau memperbaiki hubungan aupaya menjadi lebih baik. Tidak salah, jika bangsa kita terkenal dengan santunya sebab mudahmemberi salam dan lekat debgan budaya santun. Amien.
Rabu, 14 Agustus 2013
Anak Tiri Disiksa Sampai Babak Belur
LAMPUNG
TIMUR. (10/08/13) Zaenal 7 tahun dan adiknya tiara 4 tahun mengalami
luka memar di sekujur tubuhnya. Luka-luka tersebut meninggalkan bekas
permanen. Diduga akibat dianiaya oleh Ibu tirinya (Mama Septi). Bekas-bekas luka Tiara (4) memang sangat menyedihkan, siku tangan dan tulang hidungnya nyaris patah.
Bibir
dan Mulutnya bagian kanan maupun kiri terdapat bekas lika sobekan,
“Mama Septi Lebarin mulut Tiara” demikian tutur Tiara pada Wartawan.
Pada jidat Tiara juga terdapat bekas luka sobekan panjang adan lebar,
sambil menunjuk ke bagian lukanya Tiara bertutur ” Mama Septi tusuk
Tiara pakai pisau.” Sedangkan sekujur tubuh bagian depan dan belakang
juga terdapat luka bekas di seterika, bekas cubitan dan sobekan-sobekan
cukup besar akibat siksaan. Yang lebih memprihatinkan ada luka dibagian
pantat dan dubur yang mengoreng, “Tiara ditusuk mama septi dengan kayu
om” demikian tutur Tiara sambil mengatakan kalau dia tidak mau lagi ikut
mama septi dan ayahnya. Siksaan pada Tiara juga masih berlanjut,
giginya nyaris habis karena rontok hingga ke akar, “Tiara di jotos sama mama Septi sampai rontok giginya. Kepala Tiara juga di siram air panas, banyak rambut septi rontok.” Demikian tututur balita polos yang masih lucu-lucunya itu.
Kakaknya
Zaenal (7tahun) juga mengalami memar di sekujur tubuh dan di mulut. Ia
merasa susah membedakan mana makanan yang manis dan asin, “Zaenal
lidahnya di setelika sama Mama Septi om.” Tuturnya. Zaenal Juga
menyatakan kalau Kakaknya yang duduk di bangku SMP sudah Kabur lebih
dulu dan sampai saat ini tidak diketahui keberadaanya.
Menurut
Surahno (warga raman utara) Lampung Timur, dua balita tersebut adalah
anak dari kerabatnya. “Dia itu cucu dari adik istri Mbak Jah istri saya.
Sudah dua bulan ini dua anak itu saya rawat dan saya bawa ke dokrter
untuk diobati. Zaenal juga
sudah saya daftarkan sekolah SD di Rantau Fajar. Ibu kandung mereka
sekarang masih bekerja di Jakarta dan menitipkan pada saya.
Ketika
Ditanya tentang tinggal bersama Surahno (engkong) ia merasa senang dan
ingin tinggal disana. Ia tidak mau kembali pada ayah dan Ibu tirinya.
Ketika ditanya tentang ayah dan ibu tirinya ia bilang kalau keduanya
sudah kabur. dan ia menyebut-nyebut kangen sama mama kandungnya.
Menurut Surahno, hingga saat ini belum ada Komnas Perlindungan Anak ataupun Polisi yang menangani kasus ini. (Solihin) Sabtu, 30 Juni 2012
Anggaran Jambore Pertanian Di Metro
Tidak Jelas.
Lampung-Metro-
Jambore (temu teknis dan festival pertanian) Ri 2012 yang berlangsung di Metro Lampung dari tanggal 28 dan ditutup tanggal 30/6/12 didominasi oleh kaum tua. Hal
itu dapat dilihat dari jumlah peserta yang hadir, ada 4000 lebih peserta jambore dan sebagian besar
dari mereka adalah kaum tua yang sebenarnya sudah tidak produktif lagi sebagai
penyuluh . Dan perwakilan (peserta utusan) jumlahnya juga tidak rata, ada
berbeda jumlah antara wakil dari satu daerah dengan daerah lainya, dan nampak
perwakilan dari Lampung yang mendominasi.
Acara jambore yang
ditutup langsung oleh menteri Pertanian RI dan berskala nasional tersebut juga nampak kurang banyak bermanfaat sebab,
stand yang ada di lapangan 16C Mulyojati Metro Barat tersebut banyak ditempati
promosi produk lokal lampung. Dan
seharusnya stand tersebut digunakan untuk para penyuluh yang memang memiliki
kemampuan untuk mensosialisasikan temuanya kepada peserta lain akan tetapi
malah dipakai untuk stand jualan.
Minimnya tempat seminar
dan jauhnya pemondokan membuat sebagian besar peserta harus naik ojek karena
terbatasnya angkutan yang disediakan oleh panitia. Dan panitia memang tidak
menyediakan angkutan khusus untuk mereka yang tinggal agak jauh dari lokasi
jambore. Namun demikian hal itu menambah imkan warga setempat karena ada
sambilan ngojek dan mendapat penghasilan lumayan, “Demikian tutur Hendra, salah
seorang warga yang ikut ngojek dan mangkal di sebelah media center.”
Acara yang disinyalir menghabiskan uang meliaran tersebut tidak
jelas berapa angka anggaran yang sebenarnya dikeluarkan, karena para panitia nampak melempar jawaban kepada yang
lainya. Dari daerah suruh tanya ke Provinsi dan dari Provinsi suruh tanya ke
Panitia Pusat (Jakarta) dan dari pusat suruh tanya lagi ke lainya. Dari semua Panitia
termasuk panitia pusat Jakarta juga
terkesan menutupi jumlah anggaran sebenarnya acara tersebut dan namapak cuci
tangan. Bahkan untuk media juga tidak ada alokasi dana khusus karena pemerintah
kota Metro juga tidak menyediakan anggaran untuk media dan dari pusat hanya
ikat kontrak denga 4 media. “Fitter “
Selaku Sekda Kota Metro dan penanggung jawab acara dari Pemkot Metro mengatakan, “
kalau acara ini kita tidak keluarkan
dana semua dari pusat termasuk dana untuk awak media kita juga tidak anggarkan.
Dan itu salah bila ada yang bilang kalau
kami kontrak dengan media, dan kami inikan cuman ketempatan saja.(Sol)
Langganan:
Postingan (Atom)