BANNER IKLAN ANDA
Advertise
Advertise
Advertise
Advertise
Selamat Datang Di Aliansi Jurnalis Alumni Timur Tengah - Kontak Kami Di 081615637798 - Terimakasih Atas Kunjungan Anda - نحن بحاجة إلى الجهات المانحة لمعالجة وتطوير صحفي الإسلامية--الاتصال بنا على 081615637798 -- We need donors for the treatment and the development of an Islamic journalist -- شكرا لزيارتكم-

Senin, 04 April 2011

Gedung Baru DPR: Penipuan Nyata di Depan Mata Rakyat









SAYA benar - benar marah saat ini. Tulisan inipun saya tulis dengan emosional. Jika masih berstatus mahasiswa, mungkin saya akan kembali turun ke jalan. Sukar bagi saya untuk menolak fakta, sudah sebegitu banyaknya paballe - balle (pendusta) di Senayan. Semua diakal - akali, mereka telah menipu rakyat, mereka bersenang - senang diatas penderitaan rakyat, dengan logika yang dibuat - buat, pembangunan gedung baru DPR diwacanakan seakan itu sebuah kebutuhan mendesak. Sayapun menduga, bahwa inilah hasil studi banding anggota DPR kita ke luar negeri, mereka terpesona dengan kemajuan Negara lain, mereka terpukau dengan bangunan gedung pencakar langit, dan mereka silau dengan gemerlap gaya hidup orang barat. Mereka telah lupa menengok pemukiman kumuh di bantaran - bantaran sungai, bencana alam yang datang berentetan, kesulitan air bersih, kemiskinan yang mengakrabi nelayan dan masyarakat pesisir, petani yang menjerit karena puso, iklim ekstrim dan tentu saja gagal panen, pendidikan yang amburadul, dan pelayanan kesehatan yang tak bersimpatik, dan lain sebagainya yang kesemuanya mereka tak mau tahu. TIDAK PERCAYA ?? COBALAH MINTA KEPADA MEREKA BAGAIMANA MEMETAKAN PERSOALAN NEGERI INI DAN BAGAIMANA MENGATASINYA ??? Berbicara wakil rakyat itu tak peka nampaknya sudah klise. Politisi di senayan memang sudah lama tak memihak rakyat miskin. Sekarang, mereka bicara kepentingannya-Senayan sudah sesak, mereka perlu tambahan gedung baru. Anda tahu berapa anggarannya ? Baru pada tahap rancangan saja sudah menghabiskan anggaran Rp 14,5 miliar, Bagaimana menjelaskannya ? Tentu di benak mereka, gedung baru akan menyempurnakan penampilan. Kalau anda pernah ke senayan, cobalah rasakan suasana show room parkiran mobil mewah yang ada disana. Ada Hummer seharga Rp. 1,4 M, Mersedez Benz seharga Rp. 1.9 M dan yang paling murah adalah Toyota Harrer seharga Rp. 660 juta. Ini belum lagi kalau kita urai satu persatu fasilitas yang mereka terima sebagai selebritas politik yang serba WAH, WAH, DAN WAAHHHH . Beberapa waktu lalu saya terpukau oleh penjelasan BAPAK KETUA DPR RI, YANG TERHORMAT MARZUKI ALIE bahwa nantinya pembangunan gedung baru DPR RI yang memakai biaya sekitar Rp. 1,1 Triliun selesai maka itu akan menciptakan lembaga parlemen yang lebih kredibel. Dan dengan lembaga DPR yang kredibel beliau yang terhormat itu yakin akan dapat ditingkatkan efisiensi alokasi dan pemakaian anggaran minimal 5%. Menurut beliau-sekali lagi, yang terhormat itu—lembaga DPR yang kredibel mampu mengefesiensi dana setiap tahunnya sebesar Rp. 60 Trilliun atau lebih yang dapat dipergunakan untuk kepentingan rakyat. Hal ini jauh lebih besar dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp.1,1 Trilliun untuk masa 2 tahun (Rp.0,55 Trilliun/ tahun) atau hanya 0,05% dari APBN. BENARKAH ?? Benarkah ? Benarkaahh ??? Benarrrkaaah ????? Beenaarrrrkaaaaahhhhhhhhh ??????????????? Salah satu alasan yang mengemuka dari dasar pembangunan gedung baru DPR tersebut adalah memperkuat fungsi legislatif. (Haaa ??). Ketua DPR RI, Marzuki Ali mengungkapkan bahwa hal tersebut sesuai dengan visi ke depan DPR RI, “Terwujudnya DPR-RI sebagai Lembaga Perwakilan yang kredibel dalam mengemban tanggungjawab mewujudkan masyarakat adil dan makmur”. (Untuk mencapai visi tersebut, diperlukanlah gedung baru itu ??? IYAKAH ???. Dimana titik temu logikanya. Gedung baru DPR tersebut menurut informasi beberapa anggota DPR RI nantinya lebih banyak ditempati staf ahli DPR. Akal - akalan apalagi ini ? Staf Ahli DPR yang pekerjaannya tak jelas. Kalaupun staf ahli tersebut jelas tugas pokok dan fungsinya (tupoksi), adakah kita melihat hasil pekerjaannya berkorelasi dengan produk legislasi atau tercermin dalam produk parlemen. Menurut pengakuan sejumlah anggota DPR, ruang kerja mereka sudah sempit dan sumpek. File bertumpuk dan mejanya berdempetan dengan staf ahlinya, belum lagi sekretarisnya. Setiap anggota DPR sekarang punya 2 staf ahli, ada pula yang menyebutnya 4 staf ahli. Benar - benar simpang siur. Adakah kita melihatnya ini sebagai tanda tidak transparannya keberadaan staf ahli, lagian buat apa seorang wakil rakyat punya staf ahli, apalagi jumlahnya sampai empat ? Ditambah lagi Sekretaris, waduh … Betul - betul, kayak Dirut Perusahaan multinasional saja. Saya pernah menyambangi gedung wakil rakyat tersebut beberapa kali pada masa Soeharto berkuasa, sekarang saya kenal beberapa anggota DPR RI sekarang karena pernah bersaing dalam dua kali pemilu legislatif, 1999 dan 2004. Dahulu satu ruangan diisi 4 anggota DPR ditambah satu ‘pelayan yang kerjanya serabutan’, merangkap sekretaris, penjaga telepon, dan buruh pembeli nasi bungkus di kantin DPR. Sekarang, setiap anggota DPR punya ruangan sendiri dengan berbagai fasilitas ruangan yang mewah, ditambah pula sekretaris pribadi dan staf ahli. Adakah kemajuan yang kita lihat dan rasakan dari produk legislasi yang dihasilkan. Saya melihatnya malah tambah amburadul. Buktinya, dari 70 RUU (Rancangan Undang - undang) setiap tahunnya, hanya 12 - 14 yang selesai. Mungkinkah hal ini karena faktor sekretaris yang sering ‘dibawa jalan dan shoping’. Waduuuhh. Sepakatkah kita dengan pembangunan gedung baru DPR sekarang ? Sepakatkah kita dengan keberadaan staf ahli per anggota DPR ? Apakah kita tak melihat hal ini sebagai akal - akalan dan pemborosan anggaran. Bayangkan saja, kalau staf ahli 4 orang per anggota DPR RI, berarti dari 560 wakil rakyat harus ada 2.240 staf ahli + 560 sekretaris. Ya, bagaimana tidak sesak, itupun belum cukup, karena masih ditambah sejumlah itu pula sopir untuk masing - masing anggota DPR. Dari azas manfaat, apa hal ini bukan sesuatu pemborosan, ini tentu sangat menunjukkan bahwa mereka tak benar - benar ahli, baik wakil rakyat maupun staf ahlinya. Pemandangan tidur para selebritas politik itu saat rapat paripurna di senayan semakin menguatkan dugaan kita. Begitu banyak orang yang ‘dianggap kompeten’ dengan begitu sedikit output yang dihasilkannya. TIDAKKAH KITA LAYAK MENCURIGAINYA ???? Saya yakin 36 lantai gedung baru DPR itupun nantinya akan langsung sesak. Dalam satu ruangan anggota DPR dengan staf ahli dan sekretarisnya, berapa lemari yang dibutuhkan untuk berkas - berkas file legislasi ditambah meja kerja dan satu set meja kursi tamu per ruangannya. Efesiensi berkas kerja sangat sulit kita harapkan mengingat sebagian besar anggota DPR adalah makhluk ‘gagap teknologi’. Sangat aneh rasanya, jika di jaman yang sudah sedemikian maju saat ini, seorang anggota DPR RI masih memikirkan satu lemari antik (dan tentu saja mahal) untuk menyimpan 100 Rancangan Undang - Undang (RUU), padahal hal tersebut bisa dimasukkan dalam flashdisk, dan tentu saja bisa dibawa kemana - mana. Lebih anehnya lagi, karena 100 RUU itu disimpan dalam lemari dan sebagai gantinya, sekretarisnya yang dibawa kemana - mana. JIKA SUDAH SEPERTI INI, MASIH LAYAKKAH SEORANG ANGGOTA DPR MEMBANGGAKAN DIRI-NYA ?? DAN PANTASKAH KETUANYA SENDIRI, MARZUKI ALIE, MENYEBUT HAL INI SEBAGAI “PERTARUNGAN MEREBUT CITRA” ?? (***)




M.Farid Maluku